Mengenal internet buat saya bisa dibilang cukup terlambat. Saya baru mengenal dunia internet saat menginjak dunia perkuliahan dan sejak melek internet saat itu saya benar-benar kecanduan. Sebenarnya zaman sekolah dulu ada semacam warnet untuk sekedar chatting atau bermain game online tapi saya tidak tertarik saat itu.
Sekitar tahun 2008 teknologi internet berkembang dengan adanya modem sehingga kita bisa berselancar internet menggunakan laptop walaupun kita sedang berada di luar. Sebagai informasi, saat itu rata-rata orang masih memanfaatkan tempat umum yang menyediakan sambungan internet gratis. Penggunaan internet di rumah-rumah masih sangat jarang, berbeda dengan kondisi saat ini.
Ilustrasi Modem Portable. Sumber : lazada.sg
Begitu saya membeli laptop, yang saya incar pertama kali adalah modem karena saya sudah berpikir saya mau bebas bermain internet di mana pun. Saya ingat sekali pertama kali saya beli itu dulu modem huawei yang ada logo three-nya. Tinggal masukkan kartu SIM ke dalamnya dan colok ke laptop, kita siap masuk ke dunia internet.
Sudah sangat banyak provider yang saya pakai sejak pertama kali, baik itu menggunakan kartu SIM seperti modem tadi hingga menggunakan sambungan fiber optik seperti sekarang ini.
IM2
Ini benar-benar bukan pilihan sendiri karena kebetulan penjual laptopnya langsung merekomendasikan modem three tadi dengan kartu SIMnya IM2 ini. Soal kecepatan ya memang jauh jika dibandingkan dengan sekarang karena zaman dulu biaya internet itu masih mahal.
Tidak ada sistem kuota seingat saya. Hanya beli pulsa kemudian kita langsung pakai dengan rate yang sudah ditentukan. Kecepatannya pun maksimal hanya 256 kbps.
Telkomsel
Tidak lama akhirnya saya berniat mengganti provider internet ke Telkomsel karena mengingat Telkomsel merupakan perusahaan komunikasi terbesar di Indonesia. Tapi hasilnya? Sama saja saat itu. Biaya yang dikeluarkan sama dan kecepatannya pun sama hanya maksimal di 256 kbps.
Dan lugunya saya dulu masih belum mengerti perbedaan kb dan kB jadi saya semacam menggerutu sendiri karena kecepatan yang ditawarkan sampai 256 tapi saat dicek di modemnya tidak pernah lebih dari 64 kB/s. Padahal ya memang itu sudah sesuai.
Sitra
Ada yang pernah tahu Bolt? Mungkin banyak yang tidak tahu nama awalnya itu adalah Sitra. Di kampus saya dulu Sitra melakukan promosi dan saya syok saat mencoba kecepatannya saat itu. Saya coba menonton video di youtube dengan kualitas paling tinggi. No buffer. Tanpa pikir panjang saya langsung beli patungan dengan teman kosan.
Flexi
Tahun 2012 atau 2013 Sitra akhirnya menghentikan sementara layanannya karena akan menyiapkan peluncuran resmi layanannya karena sebelumnya baru semacam promo debut. Yang pada akhirnya kita kenal dengan Bolt. Karena tutup saya beralih ke flexi dengan biaya sangat murah yaitu Rp 50.000 dan kuotanya sudah unlimited. Sangat pas buat saya.
Di tahun 2014 akhirnya flexi menutup layanannya dan saya mencari provider internet baru lagi. Saya memutuskan first media karena teman saya dulu pernah merekomendasikannya. Tapi menurut saya first media mahal jika dibandingkan dengan speed yang ditawarkan. Apalagi soal upload speednya, bisa hanya 10% dari download speednya. Belum lagi pelayanan after salesnya yang sangat mengecewakan.
Balifiber
Tahun 2019 saya pindah ke apartemen dan mencari layanan internet yang baru. Ada balifiber, saya baru saja mendengar namanya saat itu. Karena harganya yang murah saya pun langsung mengiyakan. Harga paketnya hanya Rp 230 ribuan tapi speednya mencapai 25 Mbps (harga kontrak setahun).
Indihome
Tahun 2020 saya akhirnya pindah ke rumah di daerah Bekasi. Saya sebenarnya sudah sangat cocok dengan balifiber karena murah dan jarang sekali ada masalah jaringan. Tapi karena di daerah baru saya tidak ada balifiber jadi saya berpindah ke indihome. Sejauh ini masih oke karena jarang ada masalah jaringan walaupun indihome menerapkan aturan FUP (Fair Usage Policy) di mana untuk paket saya itu hanya dibatasi 300 GB setelah itu speed akan turun 25%.
Kesimpulan
Dari semua yang sudah saya coba saya sangat merekomendasikan balifiber karena paling terjangkau dan kencang. Hanya saja jangkauan balifiber masih terbilang sedikit. Tapi untuk penyuka TV, balifiber kurang baik karena layanan televisinya masih model analog. Tapi buat saya itu tidak masalah karena saya jarang menonton televisi.
Dan yang paling tidak saya rekomendasikan adalah First Media. Layanannya paling jelek, paling sulit untuk dihubungi dan lambat. Harga paketnya juga mahal jika dibandingkan dengan speed yang didapat.